Senin, 09 Maret 2015

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


1.        Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas terdiri atas tiga kata yang memiliki arti masing-masing. Penelitian adalah suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat atau penting bagi peneliti. Tindakan merujuk pada suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Kelas, pengertian kelas disini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.
Penelitian tindakan adalah penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada suatu kelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu jenis penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelasnya (metode, pendekatan, penggunaan media, teknik evaluasi dsb) (Jaedun, 2008).  Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang dijumpai guru dalam kegiatan pembelajaran (Sukanti, 2008). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas dapat dilakukan secara individu maupun kolaboratif (Ani W, 2008). Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian kasus disuatu kelas, hasilnya berlaku spesifik sehingga tidak untuk digeneralisasikan ke kelas atau ketempat yang lain dan analisis datanya cukup dengan mendeskripsikan data yang terkumpul (Paidi, 2008). Penelitian Tindakan Kelas atau dalam dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR) adalah sebuah penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan tujuan memperbaiki mutu pembelajaran di dalam kelas (Arikunto, 2006).
Dari berbagai pengertian Penelitian Tindakan Kelas diatas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang bersifat kasuistik dan berkonteks pada kondisi, keadaan dan situasi yang ada didalam kelas yang dilaksanakan untuk memecahka permasalahan-permasalahan yang terjadi guna meningkatkan kualitas pembelajaran didalam kelas.
2.        Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Ishariwi (2008), dalam mengidentifikasi dan memformulasikan masalah Penelitian Tindakan Kelas  haruslah tepat dan memenuhi karakteristik sebagai berikut:
a.    Identifikasi dan formulasi masalah harus memungkinkan untuk diteliti melalui Penelitian Tindakan Kelas
b.    Formulasi masalah dirumuskan secara baik dan benar serta jelas agar peneliti dapat dengan mudah meletakkan dasar teori atau kerangka konseptual dalam pemecahan masalah dan alternative solusi tindakan yang tepat.
c.    Formulasi masalah dan tindakan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi akan memudahkan peneliti dalam menyusun hipotesis tindakan dan mengumpulkan data penelitian.
d.   Formulasi tindakan harus mencerminkan kesesuaian dengn masalah yang diteliti dan menunjukkan perubahan atau peningkatan yang lebih baik.
e.    Masalah dalam penelitian tindakan berbeda dengan masalah penelitian pada umumnya (konvensional) karena dalam Penelitian Tindakan Kelas  peneliti terlibat langsung.
f.     Pemilihan masalah Penelitian Tindakan Kelas  memenuhi kriteria :
1)   untuk melakukan perubahan, peningkatan atau perbaikan proses kinerja (proses pembelajaran);
2)   memiliki dampak langsung terhadap peneliti yaitu menumbuhkan sikap dan kemauan untuk selalu melakukan upaya perbaikan
3)   menumbuhkan budaya meneliti dan menjadikan guru seorang peneliti.
Menurut Karso, karakteristik Penelitian Tindakan Kelas  adalah sebagai berikut:
a.    Berawal dari kerisauan kinerja guru
b.    Tujuan memperbaiki pembelajaran
c.    Self Reflective Inquiry (refleksi diri, agak longgar, tetapi sesuai kaidah penelitian)
d.   Ingin mengetahui akibat dari tindakan/sesuatu yang dilakukan.
e.    Fokus penelitian pada KBM
f.     Melakukan tindakan lanjutan sebagaiakibat tindakan sebelumnya.
g.    Otonomi menilai kinerja (mampu meneliti)
h.    Situasional
i.      Kontekstual
j.      Kolaboratif dan partisipatif
k.    Self evaluation: dievaluasi secara kontinu untuk perbaikan
l.      Flekibel dan adaptif
m.  Memanfaatkan data pengamatan dari perilaku empirik
n.    Situasional spesifik (Tidak digeneralisasi)
Adapun menurut Arikunto, dkk (2008), karakteristik Penelitian Tindakan Kelas  adalah sebagai berikut:
a.       Guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktek pembelajaran yang dilakukannya selama ini.
b.      Self-reflecting inquiri. Guru mengumpulkan data dari prakteknya sendiri melalui refleksi diri.
c.       Dilakukan di dalam kelas untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran.
3.        Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran dalam kelas sehingga dapat memperbaiki atau meningkatkan mutu, proses dan hasil pembelajaran.
4.        Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas meliputi beberapa hal yakni:
a.    Menumbuhkan budaya meneliti guru sehingga wawasan dan pengetahuan yang berasal dari pengalaman dalam penelitiannya semakin meningkat.
b.    Memungkinkan guru untuk menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
c.    meningkatkan kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran.
d.   Meningkatkan profesionalisme guru
e.    Merangsang guru untuk selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran
5.        Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
a.    Pelaksanaan penelitian tidak menganggu proses pembelajaran. Artinya, penelitian yang dilakukan guru tidak boleh mengubah suasana pembelajaran.
b.    Dilakukan berdasarkan keinginan guru.
Guru menyadari adanya kekurangan pada dirinya atau pada kinerja yang dilakukannya dan guru ingin melakukan perbaikan.
c.    SWOT Sebagai Dasar Berpijak
Penelitian tindakan dimulai dengan melakukan analisis SWOT, yang terdiri atas unsur-unsur:
S-Strength (kekuatan)
W-Weaknesses (kelemahan)
O-Opportunity (kesempatan)
T-Threat (ancaman).
Empat hal tersebut dilihat dari sudut pandang guru yang melaksanakan penelitian maupun siswa yang dikenai tindakan.
d.   Upaya Empiris dan Sistemik
Dengan telah dilakukannya analisis SWOT, berarti guru sudah mengikuti prinsip empiris (terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap.
e.    Mengikuti Prinsip SMART dalam Perencanaan
Kata SMART mempunyai makna dalam proses perencanaan kegiatan penelitian tindakan. Adapun makna dari masing-masing huruf adalah :
S – Specific, khusus, tidak terlalu umum.
M – Managable, dapat dikelola, dilaksanakan.
A - Acceptable, dapat diterima lingkungan, atau Achievable, dapat dicapai, dijangkau.
R - Realistic, operasional, tidak di luar jangkauan.
T - Time-bond, diikat oleh waktu.
6.        Desain Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa desain Penelitian Tindakan Kelas , yakni:
a.    Model Kurt Lewin
Kurt Lewin memperkenalkan Penelitian Tindakan Kelas pada tahun 1946 dengan konsep inti bahwa dalam satu siklus ada 4 langkah yaitu: planning, acting, observing, dan reflecting. Satu siklus tersebut selanjutnya dapat dikembangkan menjadi beberapa siklus sehingga terbentuk pola spiral. Model ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Desain PTK Kurt Lewin

b.      Model Kemmis dan Mc Taggart
Model ini dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart dan masih dekat dengan model Kurt Lewin dimana komposisi siklusnya sama. Perbedaannya adalah, pada model ini, setelah satu siklus diimplementasikan, dilakukan revisi terhadap implementasi siklus sebelumnya. Model ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Desain PTK Kemmis

c.       Model John Elliot
Model ini lebih rinci karena di dalam setiap siklus dimungkinkan ada beberapa aksi. Dalam penerapannya, dimaksudkan agar terdapat kelancaran yang lebih optimal antara taraf-taraf di dalam pelaksanaan pembelajaran. Model ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Desain PTK Elliot

d.      Model Dave Ebutt
Menurut Ebbutt, masih ada beberapa bagian dari model yang dikemukakan olehKurt Lewin, McTaggart, dan Elliott sehingga dia pun menyusun seindiri model Penelitian Tindakan Kelas nya sebagai berikut:
Desain PTK Ebutt





DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: Bumi Aksara.

Karso, Penelitian Tindakan Kelas  dan Permasalahnnya. PENELITIAN_TINDAKAN_KELAS.pdf. Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/195509091980021-KARSO/PENELITIAN_TINDAKAN_KELAS.pdf

Rahmawati, D. Penelitian Tindakan Kelas . penelitian-tindakan-kelas.pdf. diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/diana-rahmawati-msi/penelitian-tindakan-kelas.pdf



Umar, A dan Kaco, N. 2008. Penelitian Tindakan Kelas . Makassar : Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar

0 komentar:

Posting Komentar