1.
Pengertian
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas terdiri atas tiga kata yang
memiliki arti masing-masing. Penelitian adalah
suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan cara dan aturan metodologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat atau penting bagi peneliti. Tindakan
merujuk pada suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Kelas,
pengertian kelas disini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru
yang sama.
Penelitian tindakan adalah penelitian yang berorientasi pada
penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada
suatu kelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau
akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat
penyempurnaan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh
hasil yang lebih baik.
Penelitian
Tindakan Kelas adalah salah satu jenis penelitian tindakan yang dilakukan oleh
guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelasnya (metode, pendekatan,
penggunaan media, teknik evaluasi dsb) (Jaedun, 2008). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian
yang dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang dijumpai guru dalam kegiatan
pembelajaran (Sukanti, 2008). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan
penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan
masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan
hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru dalam pembelajaran demi
peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas dapat
dilakukan secara individu maupun kolaboratif (Ani W, 2008). Penelitian Tindakan
Kelas merupakan penelitian kasus disuatu kelas, hasilnya berlaku spesifik
sehingga tidak untuk digeneralisasikan ke kelas atau ketempat yang lain dan
analisis datanya cukup dengan mendeskripsikan data yang terkumpul (Paidi,
2008). Penelitian Tindakan Kelas atau dalam dalam bahasa Inggris disebut Classroom
Action Research (CAR) adalah sebuah penelitian tindakan (Action Research)
yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan tujuan memperbaiki mutu
pembelajaran di dalam kelas (Arikunto, 2006).
Dari
berbagai pengertian Penelitian Tindakan Kelas diatas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas merupakan penelitian yang bersifat kasuistik dan berkonteks pada
kondisi, keadaan dan situasi yang ada didalam kelas yang dilaksanakan untuk
memecahka permasalahan-permasalahan yang terjadi guna meningkatkan kualitas
pembelajaran didalam kelas.
2.
Karakteristik
Penelitian Tindakan Kelas
Menurut
Ishariwi (2008), dalam mengidentifikasi dan memformulasikan masalah Penelitian
Tindakan Kelas haruslah tepat dan
memenuhi karakteristik sebagai berikut:
a. Identifikasi
dan formulasi masalah harus memungkinkan untuk diteliti melalui Penelitian
Tindakan Kelas
b. Formulasi
masalah dirumuskan secara baik dan benar serta jelas agar peneliti dapat dengan
mudah meletakkan dasar teori atau kerangka konseptual dalam pemecahan masalah
dan alternative solusi tindakan yang tepat.
c. Formulasi
masalah dan tindakan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi akan
memudahkan peneliti dalam menyusun hipotesis tindakan dan mengumpulkan data
penelitian.
d. Formulasi
tindakan harus mencerminkan kesesuaian dengn masalah yang diteliti dan
menunjukkan perubahan atau peningkatan yang lebih baik.
e. Masalah
dalam penelitian tindakan berbeda dengan masalah penelitian pada umumnya
(konvensional) karena dalam Penelitian Tindakan Kelas peneliti terlibat langsung.
f. Pemilihan
masalah Penelitian Tindakan Kelas memenuhi
kriteria :
1) untuk
melakukan perubahan, peningkatan atau perbaikan proses kinerja (proses
pembelajaran);
2) memiliki
dampak langsung terhadap peneliti yaitu menumbuhkan sikap dan kemauan untuk
selalu melakukan upaya perbaikan
3) menumbuhkan
budaya meneliti dan menjadikan guru seorang peneliti.
Menurut
Karso, karakteristik Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut:
a. Berawal
dari kerisauan kinerja guru
b. Tujuan
memperbaiki pembelajaran
c. Self Reflective Inquiry
(refleksi diri, agak longgar, tetapi sesuai kaidah penelitian)
d. Ingin
mengetahui akibat dari tindakan/sesuatu yang dilakukan.
e. Fokus
penelitian pada KBM
f. Melakukan
tindakan lanjutan sebagaiakibat tindakan sebelumnya.
g. Otonomi
menilai kinerja (mampu meneliti)
h. Situasional
i. Kontekstual
j. Kolaboratif
dan partisipatif
k. Self evaluation:
dievaluasi secara kontinu untuk perbaikan
l. Flekibel
dan adaptif
m. Memanfaatkan
data pengamatan dari perilaku empirik
n. Situasional
spesifik (Tidak digeneralisasi)
Adapun
menurut Arikunto, dkk (2008), karakteristik Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut:
a. Guru
merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktek pembelajaran yang
dilakukannya selama ini.
b. Self-reflecting inquiri.
Guru mengumpulkan data dari prakteknya sendiri melalui refleksi diri.
c. Dilakukan
di dalam kelas untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran.
3.
Tujuan
Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan Penelitian
Tindakan Kelas adalah memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam
pembelajaran dalam kelas sehingga dapat memperbaiki atau meningkatkan mutu,
proses dan hasil pembelajaran.
4.
Manfaat
Penelitian Tindakan Kelas
Manfaat Penelitian
Tindakan Kelas meliputi beberapa hal yakni:
a. Menumbuhkan
budaya meneliti guru sehingga wawasan dan pengetahuan yang berasal dari
pengalaman dalam penelitiannya semakin meningkat.
b. Memungkinkan
guru untuk menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
c. meningkatkan
kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran.
d. Meningkatkan
profesionalisme guru
e. Merangsang
guru untuk selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran
5.
Prinsip-Prinsip
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
a. Pelaksanaan
penelitian tidak menganggu proses pembelajaran. Artinya, penelitian yang
dilakukan guru tidak boleh mengubah suasana pembelajaran.
b. Dilakukan berdasarkan
keinginan guru.
Guru menyadari adanya
kekurangan pada dirinya atau pada kinerja yang dilakukannya dan guru ingin
melakukan perbaikan.
c. SWOT Sebagai Dasar Berpijak
Penelitian tindakan
dimulai dengan melakukan analisis SWOT, yang terdiri atas unsur-unsur:
S-Strength (kekuatan)
W-Weaknesses (kelemahan)
O-Opportunity
(kesempatan)
T-Threat (ancaman).
Empat hal tersebut
dilihat dari sudut pandang guru yang melaksanakan penelitian maupun siswa yang
dikenai tindakan.
d. Upaya Empiris dan Sistemik
Dengan telah
dilakukannya analisis SWOT, berarti guru sudah mengikuti prinsip empiris
(terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang
terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang
digarap.
e. Mengikuti Prinsip SMART dalam Perencanaan
Kata SMART mempunyai
makna dalam proses perencanaan kegiatan penelitian tindakan. Adapun makna dari
masing-masing huruf adalah :
S – Specific, khusus,
tidak terlalu umum.
M – Managable, dapat
dikelola, dilaksanakan.
A - Acceptable, dapat
diterima lingkungan, atau Achievable, dapat dicapai, dijangkau.
R - Realistic, operasional,
tidak di luar jangkauan.
T - Time-bond, diikat
oleh waktu.
6.
Desain
Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa desain Penelitian
Tindakan Kelas , yakni:
a. Model
Kurt Lewin
Kurt Lewin
memperkenalkan Penelitian Tindakan Kelas pada tahun 1946 dengan konsep inti
bahwa dalam satu siklus ada 4 langkah yaitu: planning, acting, observing, dan
reflecting. Satu siklus tersebut selanjutnya dapat dikembangkan menjadi
beberapa siklus sehingga terbentuk pola spiral. Model ini dapat diilustrasikan
sebagai berikut:
b. Model
Kemmis dan Mc Taggart
Model ini dikembangkan
oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart dan masih dekat dengan model Kurt
Lewin dimana komposisi siklusnya sama. Perbedaannya adalah, pada model ini,
setelah satu siklus diimplementasikan, dilakukan revisi terhadap implementasi
siklus sebelumnya. Model ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:
c. Model
John Elliot
Model ini lebih rinci
karena di dalam setiap siklus dimungkinkan ada beberapa aksi. Dalam
penerapannya, dimaksudkan agar terdapat kelancaran yang lebih optimal antara
taraf-taraf di dalam pelaksanaan pembelajaran. Model ini dapat diilustrasikan
sebagai berikut:
d. Model
Dave Ebutt
Menurut Ebbutt, masih
ada beberapa bagian dari model yang dikemukakan olehKurt Lewin, McTaggart, dan
Elliott sehingga dia pun menyusun seindiri model Penelitian Tindakan Kelas nya
sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S.,
Suhardjono, dan Supardi. 2008. Penelitian
Tindakan Kelas . Jakarta: Bumi Aksara.
Umar, A dan Kaco,
N. 2008. Penelitian Tindakan Kelas .
Makassar : Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar